POP TALK : Ajang Interaksi para Kreator Indonesia



Jakarta, 1 September 2015 - Interaksi antar pelaku industri kreatif, menjadi salah satu faktor penting dalam upaya mengembangkan industri kreatif di Indonesia.

Selain itu, penghargaan atas hak kekayaan intelektual dan juga interaksi antara kreator dan penikmat tidak dapat dikesampingkan sebagai upaya menjadikan industri kreatif di Indonesia kian bertumbuh. Kolaborasi merupakan hal utama yang dapat mengembangkan ekosistem industri kreatif.

Melanjutkan keberhasilan Popcon Asia 2015, maka hadirlah Pop Talk, diskusi yang mengundang para kreator untuk berbagi pengalaman kepada para penikmat pop culture di Indonesia.

Penggagas Popcon Asia sekaligus CEO Revata, Grace Kusnadi, menuturkan bahwa Pop Talk diselenggarakan untuk terus mewadahi para kreator lokal agar kian dekat dan para penikmat Pop Culture di tanah air. “Menurut saya, para kreator kita punya potensi sangat besar dari segi kualitas. Namun masalah yang dihadapi adalah apresiasi terhadap kreator lokal kalah jauh dibanding kreator asing. Pop Talk berupaya untuk menjembatani para konten kreator lokal untuk bertemu secara langsung dengan para stakeholders industri kreatif di tanah air.

Sementara itu kreator komik Nusantara Ranger, Sweta Kartika, ​menuturkan optimismenya terhadap perkembangan industri komik di Indonesia. “Saya sangat ingin komik Indonesia go International, bukan hanya artisnya tapi juga karyanya. Dan satu yang pasti, saya ingin komik Indonesia punya ciri khas. Ada tiga hal yang harus dibenahi, yakni: mental kedisiplinan komikusnya, kualitas komiknya, serta sistem marketing yang tepat untuk memasarkan komik Indonesia. Jika ketiganya bisa dibenahi dengan baik, pastinya komik Indonesia akan menemui titik terang.”

Pelaksana Pop Talk berharap kegiatan ini bisa menjadi wadah bagi para penikmat pop culture di tanah air untuk terus berinteraksi dengan para pembuat konten kenamaan tanah air. Interaksi antara kedua belah pihak diharapkan bisa berkolaborasi dan membuat pengembangan industri kreatif tanah air. Sehingga, para kreator lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.


Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar