WONDERFUL INDONESIA BIDIK PARIWISATA KOREA

Korea adalah bidikan pasar pariwisata Indonesia. Kali ini, Kemenpar giliran mengetuk pintu Negeri Ginseng dari Jeongwol Daeboreum Fire Festival di Pulau Jeju. Ini adalah festival perdana yang diikuti Kemenpar di 2016 untuk menggaet 400 ribu potensi wisatawan asal negeri penemu makanan fermentasi kimchi itu.

“Wisman dari Korea itu nomor 6, setelah Singapura, Malaysia, Tiongkok, Australia dan Jepang,” jelas Menpar Arief Yahya di Jakarta.

Orang Korea sudah familiar dengan Indonesia, termasuk objek potensial seperti Bali, Batam-Bintan, Jakarta dan lainnya. Banyak orang Korea di Indonesia, banyak restoran Korea di Jakarta dan kota-kota besar lain, dan banyak membership golf yang berkewarga negaraan Korea juga. “Orang Korea dan Jepang hampir sama, hobinya bermain golf. Bagi mereka, green fee 18 holes di Indonesia jauh lebih murah, dengan kualitas lapangan berstandar internasional,” lanjut Arief Yahya.

Arief Yahya paham, Korea masuk ke Indonesia dan banyak negara di dunia dengan budaya K-Pop, Gangnam Style 2012, Film Drama dan lainnya. Lima tahun terakhir, mereka sangat massif memproduksi banyak film dan membombardir ke pasar Asia yang dekat secara geografis ke Korea.

Di Festival itu, menurut Vincensus Jamedu, Asdep Pengembangan Pasar Asia Kemenpar, Indonesia adalah satu-satunya negara Asia Tenggara yang tampil. Sisanya diikuti negara-negata di Benua Amerika dan Eropa. Dari paparan Vinsensius ada lima negara selain Korea Selatan yang terlibat dalam festival yang memamerkan berbagai pertunjukan dari api tersebut. Di antaranya ada Indonesia, Amerika Serikat, Jerman dan Jepang.

“Sekarang kami membidik 400 ribu kunjungan wisatawan Korea di 2016. Naik dari gapaian 2015 yang tercatat 338.671 orang. Semangatnya ya harus menggebu seperti Gangnam Style,” terang I Gde Pitana, Deputi Pengembangan Pasar Mancanegara Kementerian Pariwisata.

Di Jeju Island, Wonderful Indonesia tak ingin kalah ngetop dari K-Pop. Sejumlah ‘rayuan’ maut ikut disiapkan untuk membuat orang Korea “jatuh cinta” dan berwisata ke Indonesia. Destinasi lain selain Bali ikut dipromosikan. Branding wisata di Yogyakarta, Solo, Bandung, Lombok dan Manado mulai gencar diperkenalkan. Sasaran destinasi wisatanya mulai diperluas.

Misi ini tidak mudah, dan itu diakui Vinsensius. Maklum, saat ini Korea masih mengganggap Bali sebagai tujuan wisata favourit honey mooners. Pasangan-pasangan muda Korea merasa paling nyaman dan santai berwisata bulan madu di pulau Dewata Bali.

"Sekarang kami mulai memperkenalkan tempat-tempat indah lainnya. Kami
tunjukkan kepada masyarakat Korea bahwa Indonesia juga punya Yogyakarta , Solo, Bandung, Lombok dan Manado yang juga punya beragam destinasi yang eksotik seperti Bali," katanya.

Bagi Vinsensius, Korea adalah pasar yang agresif. Saat Bebas Visa Kunjungan (BVK) diterapkan, jumlah wisman Korea naik tajam. Di Great Batam saja, wisatawan Korea sudah nangkring di posisi dua di bawah Tiongkok. Karenanya, dia pun pede target 400 ribu kunjungan isatawan Korea bisa dicapai.

Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar